Fase Kesadaran Magis Menuju Kesadaran Kritis


"kesadaran" merupakan unsur terpenting yang ada pada diri manusia. kesadaran pula yang menjadi salah satu pembeda antara manusia dengan binatang. ada pendapat yang mengatakan bahwa binatang adalah mahluk yang tidak memiliki unsur kesadaran tapi hanya naluri yang mereka punya. makanya jangan heran ketika binatang hanya berkutat pada cara bertahan hidup (kebutuhan biologis). lain halnya dengan manusia, "binatang berakal budi" yang secara eksplisit pertama kali dikemukakan oleh Plato. akal dalam pengertian luas adalah potensi bagi manusia sehingga akal pada dasarnya tidak terbatas. dalam ketidakterbatasannya, akal lah yang akan membuat manusia lebih tinggi derajat nya daripada malaikat dan bahkan bisa jadi lebih rendah dari binatang sekalipun, kalau-kalau tidak dilatih sebagai mana mestinya dengan belajar misalnya.
konsekwensi makhluk berakal adalah kesadaran. melihat realitas yang ada, yang dominan membentuk kesadaran adalah paradigma pendidikan formal yang ada. lain paradigma pendidikan, lain pula kesadaran yang dilahirkan. Paulo Freire membagi kesadaran menjadi 3 yakni kesadaran magis, naif, dan kritis. pemikiran Freire dominan dipengaruhi oleh pemikiran Frantz Fanon, Antonio Gramsci, dan gaya Marxian tentunya. beliau melihat realitas pendidikan yang ada di tempat kelahirannya di Recife, salah satu kota miskin dan terpencil di pinggiran kota Brazil bahwa pendidikan tidak membebaskan manusia dari ketertindasan dalam artian pendidikan yang ada pada saat itu tidak berorientasi pada bagaimana melahirkan kesadaran kritis atau lebih tepatnya "pendidikan gaya-bank" dimana murid menjadi celengan dan guru menjadi penabung.
Pertama, paradigma konservatif yang akan melahirkan kesadaran magis. Paradigma ini berangkat dari asumsi bahwa ketidaksederajatan masyarakat merupakan suatu keharusan alami, mustahil bisa dihindari serta sudah merupakan ketentuan sejarah atau takdir Tuhan. Perubahan sosial bagi mereka bukanlah suatu yang harus diperjuangkan, karena perubahan hanya akan membuat manusia lebih sengsara saja. Pada dasarnya masyarakat tidak bisa merencanakan perubahan atau mempengaruhi perubahan sosial, hanya Tuhan lah yang merencanakan keadaan masyarakat dan hanya dia yang tahu makna dibalik itu semua.Kedua, paradigma pendidikan Liberal yang akan melahirkan kesadaran naif. Kaum Liberal, mengakui bahwa memang ada masalah di masyarakat. Namun bagi mereka pendidikan sama sekali steril dari persoalan politik dan ekonomi masyarakat. Tugas pendidikan cuma menyiapkan murid untuk masuk dalam sistem yang ada. Sistem diibaratkan sebuah tubuh manusia yang senantiasa berjalan harmonis dan penuh keteraturan (functionalism structural). Kalaupun terjadi distorsi maka yang perlu diperbaiki adalah individu yang menjadi bagian dari sistem dan bukan sistem. Pendidikan dalam perspektif liberal menjadi sarana untuk mensosialisasikan dan mereproduksi nilai-nilai tata susila keyakinan dan nilai-nilai dasar agar stabil dan berfungsi secara baik dimasyarakat. Yang terakhir adalah paradigma pendidikan kritis yang akan melahirkan kesadaran kritis. Pendidikan bagi paradigma kritis merupakan arena perjuangan politik. Jika bagi kaum konservatif pendidikan bertujuan untuk menjaga status quo, sementara bagi kaum liberal ditujukan untuk perubahan moderat dan acapkali juga pro status quo, maka bagi penganut paradigma kritis menghendaki perubahan struktur secara fundamental dalam tatanan politik ekonomi masyarakat dimana pendidikan berada. Dalam perspektif ini, pendidikan harus mampu membuka wawasan dan cakrawala berpikir baik pendidik maupun peserta didik, menciptakan ruang bagi peserta didik untuk mengidentifikasi dan menganalisis secara bebas dan kritis diri dan struktur dunianya dalam rangka transformasi sosial.
tingkat kesadaran tiap manusia memang berbeda-beda tergantung pola-pola interaksi yang dihadapi dalam keseharian termasuk paradigma pendidikan yang dianut. realitas dinegeri ini, paradigma pendidikan yang mencoba diterapkan pemerintah masih berkutat pada paradigma pendidikan konservatif atau paling tidak paradigma liberal. akhirnya tidak mengherankan jika mental masyarakat kita masih bermental inlander,tertutup terhadap perubahan, seolah-olah kehidupan di negeri ini dalam keadaan baik-baik saja, dan cenderung menyalahkan subjek dalam menaggapi sesuatu, serta berorientasi mempertahankan status quo yang ada. disisi alin, permasalahan sosial semakin menjadi-jadi kesenjangan masyarakat semakin meningkat, penindasan semakin merajalela, dan anehnya semua itu dianggap wajar saja. perubahan kesadaran dari magis menjadi kritis wajib dilakukan oleh komunitas-komunitas atau individu-individu yang sadar terhadap permasalahan yang ada karena pemerintah tidak bisa diharap lagi untuk melakukan hal tersebut karena hakikat kehidupan adalah membebaskan manusia dari ketertindasan. namun muncul pertanyaan, mungkinkah perubahan kesadaran dari magis menjadi kritis tanpa perlu melewati fase liberal atau naif terlebih dahulu?
menurut hemat penulis, perubahan singkat pola pikir dari magis ke kritis bisa saja dilakukan akan tetapi sangat sulit. harus melewati fase liberal terlebih dahulu namun jangan larut didalamnya. fase berfikir liberal dalam kehidupan manusia wajib dilakukan, semua nilai-nilai atau pahaman-pahaman tradisional termasuk pemahaman terhadap nilai-nilai yang paling fundamental seperti agama harus diruntuhkan atau dibongkar. bukankah keyakinan yang dimulai dari keragu-raguan akan melahirkan keyakinan yang mutlak terhadap sesuatu, apapun itu? mengutip pernyataan bapak filsuf Rene Descartes, bapak filsuf modern, "cogito ergo sum", dengan kata lain beliau meragukan semua realitas yang ada, satu-satunya yang tidak diragukan adalah bahwa dia tidak ragu akan keragu-raguannya. pahaman tentang nilai-nilai yang selama ini sangat kuat tertanam dalam diri sejak kecil harus digali dan dipertanyakan kembali dan dijawab sendiri. dengan sendiri nya kesadaran kritis akan lahir dari fase berfikir liberal tersebut karena semua realitas yang ada kemudian dipertanyakan kembali telah membebaskan dari ketertindasan. :D

Tidak ada komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...