KERINDUAN

Hari ini engkau lahir, empat belas abad yang lalu.
  Penuh senyum, penuh harum. 
Wangimu tercium waktu.

Engkau pun melangkah, hiasi sepimu dengan kerja, dalam cinta. 
Engkau pun temani zaman, mengulur tangan kebenaran, dalam setia. 
Menuntun manusia dengan kearifan, dalam percaya. 
Memapah manusia ke rumah bahagia, dalam makna. 
Ruang pun tertunduk penuh sahaja.

Aku tersentak. 
Ketika engkau, mainkan melodi seruling, earisi kapak Ibrahim. 
Tancapkan semangat suci, tegakkan tongkat Musa. 
Sembuhkan duka zaman, alirkan kasih Isa.  
Laa ilaaha illa Allah
Aku iman kepadamu. 
Ketika engkau sampai ke langit, engkau pun turun kembali ke bumi. 
Sujudmu bertilam kemanusiaan.  
As-salaamu’alaika ya Nabiyallah.

Oo Muhammad yang mulia. 
Aku tak pantas walau menyebut namamu, terlalu canggih khianatku padamu. 
Terlalu liar bisa ular keluar. 
Terlalu rinci perilaku babi meniti, terlalu sering anjing bergunjing. 
Entah harus kuapakan diri ini. 
Aku kebingungan di belantara peradaban, tiap detik adalah dosa. 
Aku kehilangan araha rimba kehidupan, tiap menit adalah nista. 
Aku terasing di rumahku sendiri, terlalu asyik dengan kemilau dunia.

Yang pasti, hanya kepadamu aku mengadu. 
Semoga tanganmu yang suciberkenan mengelus kepalaku. 
Doamu yang kumau, restumu harapan kalbu. 
Sanggupkan aku untuk menggapaimu. 
Izinkan aku untuk selalu merindu. 
Aku rindu marahmu, aku mau tamparanmu, aku mau diludahimu. 
Apa pun darimu adalah wahyu.

Ya Rasulullah, aku ingin bertemu, walau sekejap berlalu. 
Sampai kapanpun kutunggu, sampai kapan pun kurindu. 
Wajahmu, senyummu, syafa’atmu. 
Penuh salam sejahtera untukmu dan keluargamu…

TAPAK SABDA - Sebuah Novel Filsafat - by Fauz Noor

Indonesia Diantara Perang Dunia II Jilid II atau Perang Dunia III?

ilustrasi gambar
Perang dunia ke-II berakhir ditandai dengan kemenangan blok barat, di mana terdapat dua negara adidaya di dalamnya yakni Amerika Serikat dan Uni Soviet. Berakhirnya perang dunia II bukan berarti perang telah berakhir, akan tetapi babak baru telah dimulai yakni perang dingin antara Uni Soviet dan AS. Perang dingin adalah perang yang tidak lagi memakai kekerasan fisik akan tetapi lebih mengarah ke penjajahan ideologi. AS yang menganut paham kapitalis atau liberalis dan Uni Soviet yang menganut paham komunis. Pertarungan ideologi pun dimulai. Keinginan untuk menjadi negara terkuat semakin mengemuka ditandai dengan perbutan pengaruh di luar kedua negara tersebut. AS akhirnya keluar sebagai pemenang dengan berani mencaplok diri sebagai negara ‘adikuasa’ atau ‘adidaya’. Kemenangan AS tersebut membuat negara AS memiliki gelar sebagai “negara adidaya” dan melekat sampai sekarang. Negara AS seakan-akan menjadi dokter bagi pasien (baca: negara-negara lain). Peran negara AS di dunia internasional secara otomatis menjadi dominan dan memegang kendali di berbagai bidang. Akan tetapi, di abad 21 sekarang ini, muncul negara Cina sebagai saingan baru dari negara AS. Oleh karena itu, perang dingin jilid II seakan-akan terjadi, hal ini ditandai dengan adanya perebutan “pasar” antara negara AS dan Cina di mana perebutan pangsa pasar untuk memasarkan produk-produk kedua negara tersebut. Gejolak yang terjadi tersebut berdampak terhadap negara-negara lain termasuk Indonesia.
Dampak yang ditimbulkan di Indonesia terutama sangat terasa di bidang ekonomi. Ekonomi menjadi gerbang masuknya neoliberalisme dalam bentuk kerjasama antara pemerintah dengan pihak asing baik secara langsung maupun tidak langsung. Kerjasama-kerjasama internasional indonesia dengan negara lain adalah dalam bentuk adanya pinjaman utang luar negeri dari negara lain, bergabungnya Indonesia di forum G-20, negara-negara Asean, negara OPEC,  adanya pinjaman dan kerjasama dengan IMF, World Bank, kebijakan CAFTA, dan masih banyak lagi kerjasama internasional lainnya yang dilakukan Indonesia.
Adanya kerjasama internasional tersebut tentunya membawa akan membawa pengaruh terhadap kebijakan-kebijakan atau regulasi-regulasi nasional pemerintah khususnya di bidang ekonomi. Fakta menunjukkan bahwa telah ada 46 perusahaan Negara telah diprivatisasi baik sector jasa/keuangan maupun industri (indoosat, Krakatau stell, BTN, PT asuransi jasa, PT PN III, IV, VII, PT Industry Kapal Indonesia Makassar, dan lain-lain). Belum lagi ketika kita melihat kuantifikasi data yang berusaha dilakukan oleh pemerintah kita yang tercinta, misalnya pertumbuhan ekonomi yang selalu meningkat dari tahun ke tahun (tahun 2010 sebesar 6,1%), sementara ketika kita melihat realita yang terjadi justru sangat memiriskan hati. Bulan februari yang lalu, bersama-sama kita saksikan di NTB sekitar 151 korban meninggal akibat busung lapar, belum lagi ketika kita lihat rakyat yang mengkonsumsi nasi akin dan nasi tiwon. Ini hanyalah sebagian kecil dari fakta yang terjadi di negeri ini.
Mari kita melihat kebijakan ekonomi secara nasional,  ada beberapa kebijakan pasca reformasi yang menurut penulis sangat merugikan bangsa ini. Salah satu di antaranya adalah disepakatinya perjanjian CAFTA oleh pemerintah Indonesia. CAFTA adalah sebuah kesepakatan di mana jumlah kuota dan tarif tidak lagi dibatasi dalam hal aktivitas ekspor dan impor antara Negara yang tergabung dalam Negara asean. Lakon utama dari CAFTA adalah Negara Cina yang notabenenya adalah Negara yang hari ini dari segi produksi barang baik barang elektronik, otomotif, maupun barang lain yang bisa dikatakan menyaingi bahkan dapat mengalahkan Negara AS dari segi produksi. Makanya tidak heran ketika di Indonesia, produk-produk Cina begitu menjamur di Indonesia dengan harga yang sangat murah karena konon katanya, barang produksi yang tidak laku di Cina kemudian di ekspor ke Negara lain khususnya Indonesia.
Menjamurnya produk-produk Cina di Indonesia tentu berdampak ekonomi bagi Indonesia. Salah satu dampaknya yang paling merugikan adalah produk-produk local yang sekaligus menjadi ciri khas bagi Indonesia menjadi tidak laku dalam artian, hal tersebut pasti akan menggerus nilai-nilai kearifan local bangsa kita. Sehingga, hal ini akan membuat rakyat Indonesia kehilangan jati diri sebagai bangsa Indonesia. Selain itu, bukan hanya masalah kebijakan CAFTA saja, masih banyak kebijakan-kebijakan ekonomi yang lain yang merugikan bangsa ini ditambah lagi dengan adanya pembodohan-pembodohan terhadap rakyat dengan kuantifikasi-kuantifikasi data baik itu pertumbuhan ekonomi, pengangguran, inflasi, dan seterusnya. Satu hal yang pasti bahwa akar permasalan ekonomi tersebut adalah masuknya paham neolib ke sendi ekonomi nasional kita sehingga perselingkuhan antara pemerintah/politikus dengan pemodal (asing atau swasta) di mana-mana.
Langkah solutif yang bisa saya tawarkan adalah dengan melakukan re-negosiasi dengan pihak-pihak yang telah diikat dengan perjanjian sebelumnya khsusnya CAFTA dengan syarat renegosiasi betul-betul harus dilakukan bukan hanya sekedar diwacanakan, ditambah dengan pengawalan dari masyarakat dan mahasiswa khususnya. Renegosiasi yang dilakukan harus berdasarkan pada asas kesejahteraan rakyat Indonesia. Selain itu, produk lokal juga harus ditingkatkan ditambah dengan kebijakan penggunaan produk lokal tersebut kepada seluruh warga negara indonesia tentunya dengan mempertimbangkan juga harga produk tersebut. Produksi produk lokal bukan hanya terbatas pada barang saja akan tetapi, pada semua hal seperti seni, nilai-nilai lokal yang telah tergerus oleh arus globalisasi, dan lain-lain yang jelas berlandaskan pada prinsip kearifan lokal....

"Kau Ini Bagaimana?" atau "Aku Harus Bagaimana?"

kau ini bagaimana? kau bilang aku merdeka, kau memilihkan segalanya.  kau suruh aku berfikir, aku berfikir kau tuduh aku kafir.....

aku harus bagaimana? kau bilang bergerak, aku bergerak kau curigai. kau bilang jangan banyak tingkah, aku diam saja kau waspadai.....

kau ini bagaimana? kau suruh aku memegang prinsip, aku memegang prinsip kau tuduh aku kaku. kau suruh aku toleran, aku toleran kau tuduh aku plin-plan.....

aku harus bagaimana? aku kau suruh maju, aku maju kau selimpung kakiku. kau suruh aku bekerja, aku bekerja kau ganggu aku.....

kau ini bagaimana? kau suruh aku takwa, khutbah keagamaanmu membuatku sakit jiwa. kau suruh aku mengikutimu, langkahmu tak jelas arahnya.....

aku harus bagaimana? aku kau suruh menghormati hukum, kebijaksanaanmu menyepelekannya. aku kau suruh berisiplin, kau menyontohkan yang lain.....

kau ini bagaimana? kau bilang tuhan sangat dekat, kau sendiri memanggil-manggilnya dengan pengeras suara setiap saat. kau bilang kau suka damai, kau ajak aku setiap hari bertikai.....

aku harus bagaimana? aku kau suruh membangun, aku aku membangun kau merusakkannya. aku kau suruh menabung, aku menabung engkau menghabiskannya.....

kau ini bagaimana? kau suruh aku menggarap sawah, sawahku kau tanami rumah-rumah. kau bilang aku harus punya rumah, aku punya rumah kau meratakannya dengan tanah.....

aku harus bagaimana? aku kau larang berjudi, permainan spekulasimu menjadi-jadi. aku kau suruh bertanggung jawab, kau sendiri terus berucap "wallahu'alam bisshawab".....

kau ini bagaimana? kau suruh aku jujur, aku jujur kau tipu aku. kau suruh aku sabar, aku sabar kau injak tengkukku.....

aku harus bagaimana? aku kau suruh memilihmu sebagai wakilku, sudah kupilih kau sendiri bertindak semaumu. kau bilang kau selalu memikirkanku, aku sapa saja kau merasa terganggu.....

kau ini bagaimana? kau bilang bicaralah, aku bicara kau bilang aku cerewet. kau bilang aku jangan bicara, aku bungkam kau tuduh aku apatis.....

aku harus bagaimana? kau bilang kritiklah, aku kritik aku marah. kau bilang carikan alternatif, aku kasi alternatif kau bilang jangan hanya mendikte saja.....

kau ini bagaimana? aku bilang terserah kau, kau tidak mau. aku bilang terserah kita, kau tak suka. aku bilang terserah aku, kau memakiku....

kau ini bagaimana? atau aku harus bagaimana?.....
--------
Mohammad Yasser-Terbang Bersama Cinta (The Holy Book of Love)

'Rasa tidak Enak' Merusak Segalanya


    'Rasa tidak Enak' yang saya maksud pada tulisan ini bukan pada makanan ataupun minuman.Untuk memahami apa yang saya maksudkan, saya contohkan seperti ini: kalau ada tman anda yang mengajak anda pergi makan ke suatu tempat, rasanya 'tidak enak' kita menolaknya. Itu konteks 'rasa tidak enak yang saya maksud.
     Manusiawi memang jika manusia pernah (pasti pernah) mengalami 'rasa tidak enak' terhadap seseorang, entah teman dekat ataupun teman yang baru dikenal, saudara, kerabat, guru atau dosen, orang tua, dan tentunya ke orang yang lebih tinggi strata sosialnya daripada kita, bahkan terhadap apapun dan siapapun itu. Berbagai macam teori sosial yang pernah dilontarkan oleh tokoh-tokoh secara tersirat sebenarnya membahas persoalan ini. Ambil contoh, paradigma fakta sosial nya Emile Durkheim yang menyatakan bahwa manusia secara individu sebenarnya tidak bisa berbuat apa-apa karena ditekan oleh stuktur sosial dan pranata sosial dalam artian bahwa manusia dikendalikan oleh lingkungannya. secara tidak langsung, kondisi 'rasa tidak enak' seseorang muncul karena ada tekanan sosial, misalnya saja karena takut dikucilkan oleh orang disekitar kita.
      Masih tentang Durkheim, fenomena bunuh diri (suicide) pun jika digali lebih jauh maka ada 'rasa tidak enak' di dalamnya. Berdasarkan jenis-jenis suicide yang dikemukakan Durkheim, kesemuanya itu sebenarnya mengarah ke 'rasa tidak enak' sehingga keputusan mengambil jalan pintas penyelesaian masalah dengan bunuh diri dilakukan. 'rasa tidak enak' karena tidak bisa mencapai cita-cita atau impian, 'rasa tidak enak' karena tidak bisa menyesuaikan diri dengan semakin kerasnya aturan-aturan atau norma sosial yang disepakati, atau bahkan 'rasa tidak enak' terhadap anggota kelompok sehingga seseorang melakukan bunuh diri dengan alibi mengorbankan diri. Sebagai antitesa dari paradigma fakta sosial, Max Weber mengemukakan paradigma Definisi Sosial yang intinya menyatakan bahwa bukan lingkungan yang memepngaruhi seseorang tapi pada dasarnya individu itu kreatif melakukan apa saja yang diinginkannya. sebagai contoh, aturan taat lampu lalu lintas ada akan tetapi tetap saja selalu ada orang yang melanggar aturan tersebut. kalau kita mencoba mencocologikan dengan 'rasa tidak enak', seseorang yang melanggar lampu lalu lintas karena bisa saja ada keluarga yang sedang sakit dirumah sehingga kehadirannya sangat penting. lagi-lagi karena 'rasa tidak enak' terhadap keluarga. masih ada ribuan teori sosial (analisis terhadap interaksi yang ada) yang lain yang secara tidak langsung sebenarnya semuanya berkaitan dengan 'rasa tidak enak. lantas, masih adakah hal yang lain yang tidak berkaitan dengan 'rasa tidak enak'?
      Dalam hal paling fundamental pun seperti hubungan dengan pencipta, manusia kerap kali melakukan ibadah (agama manapun) hanya semata-mata karena ingin mendapatkan prestise atau bahkan karena tidak enak terhadap lingkungan seperti tidak enak terhadap tmen yang melakukan hal yang sema sehingga dirinya merasa ketinggalan kalau tidak melakukan hal serupa, kegiatan apapun itu. padahal secara substansial, bukan itu tujuannya. yah,, itulah penyakit manusia modern saat ini, semua karena tidak enak. lebih ekstrimnya lagi jalinan persahabatan dilakukan atas dasar 'tidak enak'.
      Mari kita melihat relitas kekinian, khususnya terhadap berbagai permasalahan yang ada di Indonesia ini, korupsi misalnya. jika kita menelusuri lebih jauh kenapa perilaku korupsi kian hari kian menjadi-jadi, maka akan ditemukan"rasa tidak enak di dalam nya. Korupsi terjadi karena motivasi yang berbeda-beda dari para pelaku korupsi (maaf, ini bukan pengalaman tapi hanya melihat berita-berita yang ada di TV. hehehe). motif bayar utang misalnya, itu karena ada "rasa tidak enak" terhadap si pemberi utang. motif memenuhi kebutuhan keluarga, itu karena ada "rasa tidak enak" sebagai kepala keluarga terhadap istri dan anak-anak nya jikalau kebutuhan mereka tidak bisa dipenuhi dan masih banyak motif-motif lain. masalah lain, misalnya nepotisme. sifat nepotis sebenarnya adalah pangkal dari korupsi. jikalau ada anaknya teman kita misalnya yang mau daftar sebagai PNS dan kita sebagai penentu kelulusan maka secara otomatis yang di prioritaskan untuk lulus adalah anak dari teman tersebut karena lagi-lagi "rasa tidak enak", begitupun di bidang lain semisal pemberian tender, pemilihan kepala daerah, bidang-bidang edukasi (kampus, sekolah, dan lain-lain). jadi, 'rasa tidak enak' sebenarnya telah merusak segalanya.
      'Rasa tidak enak' menurut penulis timbul karena faktor pengetahuan yang kurang (tidak komprehensif) atau landasan epistemeologi seseorang yang lemah karena semua fenomena, apapun itu tidak pernah lepas dari yang namanya "ilmu pengetahuan". kurang nya ilmu pengetahuan yang dimiliki menjadikan seseorang tidak punya prinsip hidup yang kuat, akibatnya 'rasa tidak enak' gampang muncul. sebelum 'rasa tidak enak' merenggut masa depan kita dan merusak semuanya, maka bagunan pengetahuan yang dimiliki harus dikuatkan dengan cara belajar, belajar dan belajar. membaca buku, membaca buku dan membaca buku (buku genre apapun). karena pengetahuan membawa manusia pada kebijaksanaan, maka jangan pernah puas dengan ilmu yang dimiliki sekarang dan teruslah membaca buku (solusi yang masih abstrak ternyata...! hehehe).

Note: Penulis pun masih selalu dihinggapi 'rasa tidak enak' yang terlalu berlebihan dalam kondisi apapun.. mari baca buku terus-menerus...

Salam Blogger-blogger mania...

‘NABUNG’ POHON PANGKAL SEHAT


1368449115207083647
mariii, menabung pohon.....
Kesehatan merupakan hal yang paling utama dalam kehidupn. Orang yang tidak fit dalam artian tidak sehat atau sakit tidak akan dapat berbuat apa-apa. penyebab orang sakit bermacam-macam, mulai dari makanan dan minuman, faktor genetik atau keturunan, gaya hidup, dan karena faktor lingkungan tentunya. Selama ini kita hanya memperhatikan makanan yang kita konsumsi ketika kita sakit, padahal ada hal lain yang harus kita perhatikan yaitu masalah udara yang kita hirup sehari-hari atau lebih tepatnya masalah lingkungan.
Berbicara mengenai lingkungan berarti kita berbicara tentang alam tempat kita tinggal. Alam wajib dijaga kelestariannya karena ia merupakan titipan buat manusia dari penciptanya. Namun kalau kita melihat realitas sekarang ini, alam sepertinya bukan lagi titipan yang harus dijaga akan tetapi seolah-olah telah menjadi alat dan bahan pemenuhan hasrat keserakahan manusia. Terbukti dengan eksploitasi yang berlebihan terhadap alam seperti penebangan secara liar tanpa memperhitungkan aspek akobat yang ditimbulkannya. Disisi lain, polusi udara akibat berkurangnya pohon tiap tahun terus mengalami peningkatan.
Pencemaran udara yang semakin meningkat disebabkan salah satunya karena penebangan hutan yang semakin menjadi-jadi. Menurut data, penebangan liar di Indonesia sudah mencapai tingkat kecepatan 1,6 - 2,0 juta hektar per tahun [1]. Data lain menunjukkan bahwa kerusakan hutan nasional,sudah mencapai  41 juta hektar hutan menjadi gundul. Data dirilis pada tanggal 24 November 2012 [2].
Keberadaan pohon sebenarnya secara tidak langsung berkaitan dengan kesehatan manusia. Penelitian menemukan bahwa peningkatan jumlah pohon yang mati berkaitan dengan meningkatnya jumlah kematian manusia akibat penyakit jantung dan gangguan pernafasan. Penelitian yang dilakukan Dinas Kehutanan AS ini mencoba meneliti hubungan antara kesehatan manusia dibalik matinya 100 juta pohon di daerah Coast dan Midwest. Para peneliti memeriksa data mengenai demografi, angka kematian dan kondisi hutan dari tahun 1990 sampai tahun 2007 dihampir 1.300 wilayah yang tersebar di 15 negara bagian. Peneliti melihat perbedaan kondisi kesehatan manusia yang tinggal di daerah yang dipenuhi kumbang penggerek pohon. Ternyata penduduk yang tinggal di daerah dimana banyak terdapat kumbang penggerek ini memiliki angka kematian karena penyakit jantung yang lebih besar, yaitu 15.000 kasus lebih banyak. Angka kematian akibat penyakit pernafasan juga ditemukan 6.000 lebih banyak ketimbang daerah lain [3].
Oksigen yang kita hirup sehari-hari secara gratis sebenarnya berasal dari pohon-pohon yang ada di sekitar kita. Karbondioksida yang kita hembuskan diolah kembali oleh tumbuh-tumbuhan khususnya pohon-pohon dalam proses fotosintesis untuk selanjutnya dikeluarkan dan dihirup oleh tubuh kita. Sehingga, bagaimana jadinya kalau pohon di sekitar kita semakin berkurang tanpa diimbangi dengan penanaman kembali? Sementara jumlah manusia tiap hari kian bertambah banyak jumlahnya.
Polusi udara akan menghambat fotosintesis tumbuhan. Selain itu, hal tersebut juga akan meningkatkan efek rumah kaca dan menyebabkan rusaknya alpisana ozon serta dapat menyebabkan hujan asam. Untuk mengatasi masalah tersebut, penghijaun dan reboisasi atau penanaman kembali pohon-pohon pengganti wajib dilakukan mulai hari ini. Tidak perlu muluk-muluk, mulai dari diri sendiri, cukup ‘nabung’ satu pohon di dekat rumah masing-masing.
Menurut data sensus, kelahiran jauh lebih banyak daripada angka kematian. Tahun 2005-2010, angka kelahiran sebesar 4.464.000 per tahun, sementara kematian sebanyak 1.692.000 per tahun. Angka kelahiran berkisar 19,1 per 1000 jiwa dan angka kematian berkisar 7,2 per 100 jiwa [4]. Dan pasti tiap tahun terus mengalami peningkatan, khususnya untuk tahun 2013 ini. Artinya, perebutan oksigen diudara bebas semakin ekstrim. Jadi, mau tidak mau kita harus menanam pohon agar asupan oksigen yang kita perlukan tiap hari bisa terpenuhi. Mulai dari menanam atau me’nabung’ pohon, dengan resep minimal satu pohon untuk satu kepala keluarga atau untuk satu rumah.
Kalau ada pepatah mengatakan “menabung pangkal kaya“, maka tidak berlebihan kalau saya mengatakan bahwa “me’nabung’ pohon pangkal sehat“. Oleh karena itu, menjaga kesehatan dalam hal ini me’nabung’ pohon wajib dilakukan dan merupakan bagian dari kebutuhan hidup.

Keterangan: Tulisan dengan format cetak tebal miring adalah data yang bersumber dari nomor-nomor yang ada di belakangya yang bercetak hurup [biru].

Sumber:
http://green.kompasiana.com/penghijauan/2013/05/13/nabung-pohon-pangkal-sehat-555681.html

Coba-coba Ikut Lomba Menulis

Sekalian mengasah kemampuan meliterasi, karena pepatah mengatakan "semakin diasah semakin tajam"...
ok sob...
silahkan dibaca bagi yang berminat..
http://kompetiblog2013.wordpress.com/2013/05/13/351-netherland-mengubah-imajinasi-dan-fantasi-menjadi-kenyataan/

Spartacus; Nabi yang Tidak Tercatat Namanya

Pernah dengar kata "Spartacus"?
atau sudah pernah nonton film nya?
Andy Whitfield -
Pemeran Tokoh Spartacus
Season II
Iya, Spartacus memang tidak se populer Habibie dan Ainun, tidak se tenar Iron Man atau pun Transformer, tapi menurutku film Spartacus jauh lebih baik pesan yang hendak diselipkannnya walaupun di film tersebut sangat banyak adegan yang tidak layak di tonton oleh anak dibawah umur.
Spartacus bercerita tentang sisi lain dari kota Roma. kalau selama ini anda mengenal kota Roma dengan keperkasaan nya, ketangguhan bala tentaranya, daerah kekuasaan yang dulunya sangat luas, dan berbagai macam kesan lain tentang Roma, maka setelah menonton film spartacus, saya yakin anda akan mengubah persepsi anda tentang kerajaan Romawi setidaknya anda akan melihat sisi lain dari kota Roma tempo dulu. mungkin selama ini anda mengenal Marcus Crassus, Julius Caesar, dan penguasa Pompey sebagai orang yang sangat perpect dalam memimpin rakyat romawi tempo dulu khususnya Julius Caesar. akan tetapi dalam film ini, anda akan melihat sisi gelap dan sangat memalukan Raja Roma yang sangat hebat tersebut. apa itu?? silahkan ditonton...
Liam McIntyre - Pemeran
Tokoh Spartacus III & IV
Spartacus adalah nama tokoh utama dalam film tersebut, julukan yang diberikan oleh Lentulus Batiatus si penguasa Capua kepadanya. spartacus awalnya adalah pasukan Thracian yang ditangkap oleh kerajaan Roma dan di beli oleh Batiatus sebagai budak untuk selanjutnya dilatih menjadi Gladiator. akhir cerita ternyata si pasukan Thracian tersebut seringkali diberkati oleh dewa pada saat bertarung di arena walaupun sebenarnya spartacus adalah sosok yang berfaham freewil dan tidak percaya dengan dewa, sepenuhnya di usahakan oleh manusia termasuk untuk menjadi manusia merdeka harus melawan dengan usaha sendiri tanpa berharap sama dewa. 
Musim kering pun terjadi di Capua dan Roma secara luas, pertarungan-pertarungan demi pertarungan di menangkan oleh pasukan Thracia tersebut sampai bintang arena si manusia raksasa yang tidak terkalahkan di arena sepanjang masa. mitos yang diyakini orang Romawi pada ssat itu adalah musim hujan akan datang kalau si raja arena tersebut terkalahkan oleh gladiator lain. walhasil pasukan Thracia tersebut yang mengalahkannya dan sesaat setelah itu turunlah hujan, maka nama "Spartacus (sang pembawa hujan)" diberikan oleh Batiatus kepadanya dan melekat sampai akhir hayatnya.  sampai akhir film, nama asli
Season I
Spartacus tidak pernah diketahui bahkan sampai sekarang kata orang-orang.
Awal perjuangan kaum budak dimulai dari sini. kalau awalnya, motivasi spartacus melakukan perlawanan terhadap tuannya adalah karena istrinya, Sura yang dibunuh oleh tuannya sendiri demi kepentingan "upeti" dan "kekuasaan" bagi Batiatus agar Spartacus tidak pergi dari ludus (tempat penempaan gladiator) nya, maka pada akhir cerita spartacus berjuang untuk membebaskan semua budak yang ada di Roma. disitulah pesan-pesan dan pelajaran-pelajaran yang ingin disampaikan sama film sangat banyak. pada akhir cerita, spartacus justru melihat semua wajah-wajah Sura, istrinya, pada semua budak yang ada di Roma. nama nya saja budak artinya mereka pasti tertindas.
Saya ingin membahas sosos Spartacus lebih jauh. bagi yang belum pernah menonton film seri (terdiri dari 4 season, masing-masing season terdiri dari kurang lebih 10 seri, tiap seri berdurasi sekitar 1 jam), bersiap-siaplah menghabiskan waktu anda kurang lebih 45 jam. saya yakin anda tidak akan bosan menonton film tersebut.
Sesion II
saya saja butuh waktu 1 tahun untuk menonton spartacus sampai selesai ceritanya karena dirilis selama kurang lebuh dua tahun dan dikeluarkan per seri. saya mulai nonton film tersebut pada bulan april 2012 sampai pertengahan april 2013. saking panjangnya ini film, pergantian beberapa tokoh dari satu sesion ke sesion lagi dilakukan khususnya tokoh utama spartacus diganti pada sesion III dan IV karena tokoh spartacus pada sesion II meninggal dunia.
film seri dari Starz ini saya anjurkan nontonnya jangan sama anak kecil dan orang yang jantungan karena film ini sebenarnya khusus untuk orang dewasa yang 'sehat'. mengapa? karena berisi materi banyak adegan-adegan dewasa bahkan ada yang bilang ini film b*** dan sarat dengan kekerasan. gaya filmnya agak mirip dengan film graphic novel 300 dan gladiator nya Ridley Scott, hanya saja spartacus jauh lebih brutal.
Terlepas dari kekerasan dan seks yang diklaim agar menciptakan nuansa otentik, saya pikir Starz memang berhasil. setiap detail film ini memang benar-benar diperhatikan. contohnya, dalam gaya bahasa orang-orang Roma tidak mengenal kata "yes", sebaliknya mereka memakai afirmasi yang menguatkan keingignan mereka.
Sesion III
Masih tentang sosok spartacus. spartacus adalah simbol perlawanan kaum budak pada jaman romawi kuno, sosok nya sangat bijaksana. dia memimpin puluhan ribu budak untuk melakukan perlawanan terhadap tuannya. jadi, jauh sebelum Karl Marx mengeluarkan pertentangan kelasnya, spartacus lebih dulu mengaplikasikan teori nya Marx. hehehe... 
Semua aspek kehidupan hampir disentuh oleh sutradara dalam film tersebut. mulai dari cinta, seks, jilat-menjilat ke penguasa, kekuasaan, kerakusan manusia, kepercayaan kepada sesuatu yang transendental (Tuhan atau Dewa), kerjasama, mengorganisir massa, memprovokasi, strategi perang, manajemen
Sesion IV
organisasi, kapitalisme dan sosialisme, imajinasi, dan masih banyak lagi. semua sosok penggambaran manusia dimuka bumi ini ada di spartacus dan masih relevan sampai sekarang. pokoknya setelah menonton spartacus, banyak hal yang bisa anda pelajari, belum pernah sebelumnya saya menonton fil sekomprehensif itu. 1 hal yang tidak disinggung mungkin masalah 'agama' karena agama pada saat itu mungkin saja belum ada. 
Selain tokoh spartacus, masih ada beberapa tokoh yang terkenal yang berjuang bersama spartacus yaitu Gannicus (gladiator pertama yang mendapatkan kemerdekaannya setelah menjadi pemenang di arena dan generasi I sebelum spartacus menjadi budak), Crixus (pemenang arena generasi II), Agron, Naevia, Oenamous, Nasir, Barca, Lucretia, Lythia, Glaber, Doctore, Batiatus,   Azur, dan masih banyak lagi nama-nama dan sebutan-sebutan lain dalam film tersbut. walaupun pada akhir cerita, Spartacus meninggal (mati syahid) tapi menurutku itulah kemenangan sejati dan perlawanan sesungguhnya dalam sejarah. cerita tentang spartacus pernah ada dan memang fakta, yang bercerita adalah Agron dan Nasir karena 2 tokoh itulah yang tidak mati syahid sampai akhir cerita. tapi namanya film pasti ada sedikit bumbu-bumbunya.
Beberapa Teman Seperjuangan Spartacus
Saya menganggap bahwa Spartacus adalah salah satu Nabi yang tidak tercatat namanya dalam 25 nabi dalam Islam. dia adalah sosok pemimpin sejati yang pernah ada, tidak pernah menyuruh teman nya (bawahannya) tapi dia lebih dahulu yang melakukannya baru menyuruh pengikutnya untuk mengikuti apa yang dilakukannya. tidak seperti pemimpin sekarang, bawahannya dulu yag disuruh kerjakan dan kalau tidak berhasil, bawahan yang jadi korban. spartacus adalah simbol perlawanan abadi terhadap kaum penindas, dan seandainya saya beranda-andai, andaikata spartacus tidak kalah dalam peperangan, maka sejarah dunia akan berubah seperti halnya kemenangan dan cerita-cerita para nabi. spartacus akan dikenang sepanjang masa oleh masyarakat dunia. 
Agron, Gannicus, Spartacus, Crixus
Spartacus terdiri dari 3 season. Season I - the God of ArenaSeason II - Blood and Sand, Season III - Vengeance, Season IV - War of the Damed. masing-masing season punya ciri khasnya dan saling terkait antara season I sampai III, jadi jangan dilewatkan dan nimati adegan tiap detil nya. saya yakin tidak akan membosankan.
Bagi yang penasaran ingin memelototin film spartacus (anda memang wajib penasaran), anda tidak perlu waktu 1 tahun untuk menunggu seperti saya, karena semua seri nya sudah keluar dan tinggal di download. ada banyak link downloadnya, tinggal googling saja. berikut salah satunya:   

Semoga anda bisa menjadi spartacus-spartacus modern.. hehehe
Film ini film terbaik yang pernah saya nonton.....

Latih (lagi) Kemampuan Menulismu Sob!

Bagi teman-teman yang ingin mengasah kemampuan menulisnya, sekali lagi sangat banyak medianya. jika merasa di rugikan karena harus korbankan waktunya 'sedikit' saja untuk menulis, tenang saja media dalam bentuk "lomba" cocok untuk teman-teman...
Berikut ini ada beberapa link untuk lomba menulis bulan ini:
---
Lomba yang diadakan oleh Bank CIMB Niaga dalam bentuk CSR nya dengan tema "Nabung Pohon, Yuk!". Sekalian kasi komentar, opini dan sarannya untuk kemajuan bangsa Indonesia. Akhir-akhir ini marak penebangan liar sob. Deadline 14 Mei 2013. selengkap nya klik link berikut:
http://www.kompasiana.com/cimbniaga
---
Lomba yang diadakan oleh Indosat Super Wifi dengan tema "Pengalamanku Menggunakan Indosat Super Wifi", hadiahnya lumayan. memang temanya agak kurang menarik bagi orang-orang idealis karena bersifat promosi tapi tidak ada masalah, latih saja kemampuan menulismu sob. Deadline 31 Mei 2013. berikut ini link nya:
http://superwifi.murahituim3.com/

NETHERLAND; MENGUBAH IMAJINASI DAN FANTASI MENJADI KENYATAAN

Yahhh, Belanda. Negeri yang terkenal dengan kincir anginnya, bunga tulip, keju berbagai macam rasa, sepeda, pelukis, arsitektur bangunan yang megah, gadis desa dengan penutup kepala, susu bendera, berbagai macam tem pat wisata yang sangat indah seperti Walibi World, Kaukenhof, Museum Heineken, dan masih banyak lagi, serta disana pulalah ribuan etnis dunia berkumpul di negeri yang toleransinya mengalahkan demokrasi Amerika Serikat, setidaknya kita bisa menyebut bahwa Belanda adalah kemenangan Eropa terhadap kebebasan etnis.
Bukan hanya itu, kondisi geografis Negara Belanda memaksa warganya mengubah fantasi menjadi kenyataan. Lihat saja proyek Deltaworks, yang dinobatkan sebagai salah satu sebagai salah satu dari 7 keajaiban dunia versi American Society of Civil Engineers. Lihat pula penemuan teleskop Hans Lippersey, misroskop oleh Antonie Van Leeuwenhoek, WiFi oleh Victor Hayes, Bluetooth oleh Jaap Hartsen, dan masih ada sejuta imajinasi yang telah berubah menjadi kenyataan. Mereka semua berasal dari Netherland, negerinya para pioneer-pioneer sejati. Di Belanda pula lah berkiprah para filosof agusng seperti Erasmus dan penulis hebat Multatuli. Legenda sepak bola, Van Basten juga asli Belanda. Hampir tidak ada bidang yang terlewatkan.
Muncul pertanyaan di benakku, bagaimana bisa sehingga orang-orang Belanda begitu kreatif dan inovatif? Setelah membaca berbagai referensi, saya emnduga ada dua hal penyebab utamanya.
Pertama. Sistem pendidikan. Pada dasarnya, Belanda mengenal wajib belajar untuk anak usia 2-18 tahun. Penyandang cacat di atas usia 18 tahun juga harus mengikuti wajib belajar. Seorang anak warga negara Belanda atau bukan warga negara Belanda tetapi orang tuanya bekerja dan membayar pajak, juga mempunyai hak tunjangan anak. Besarnya dibayarkan setiap kuartal oleh Siociale Verzekeringsbank sampai anak berusia 18 tahun.
Pendidikan di Belanda sangat multikulturalis. Seluruh perbedaan diakomodasi, semua memiliki hak yang sama ketika berhadapan dengan pendidikan. Orang berkulit hitam, kulit putih, rambut pirang, rambut hitam, dan lain sebagainya bukan menjadi penghalang untuk mendapatkan pendidikan. Interaksi sosial sangat diutamakan, dengan hal tersebut suasana persaudaraan akan sangat kental. Kemudahan dalam berkomunikasi dan bergaul sangat terbuka, sehingga eksplorasi ilmu pengetahuan akan semakin mudah. Jadi benarlah slogan “studi di Belanda adalah tiket menuju ke satu komunitas global”, karena kemudahan dalam berinteraksi dengan dunia internasional, serta dukungan dari pihak pemerintah yang sangat besar. Ditambah lagi belanda adalah Negara berbahasa non-inggris pertama yang menawarkan lebih dari 1.500 program studi internasional berbahasa Inggris. Sehingga bisa menarik lebih banyak orang kesana.
Kedua. Liberalisasi atau kebebasan. Kebebasan berekspresi secara tidak langsung menjadi pondasi kedua setelah pendidikan yang menjadikan warga Negara Belanda begitu inovatif. Mengapa bisa? Kebebasan berekspresi memungkinkan seseorang untuk mencoba segala hal agar rasa ingin tahunya teraktualkan yang pada akhirnya akan membuatnya menjadi senang dan bahagia sehingga akan “ketagihan”.
Gallup World Poll Survey dalam survey nya tahun 2010 menyatakan bahwa Belanda menduduki peringkat 5 dalam polling  The World’s Happiest Country dengan keterangan ‘thrieving’ untuk tingkat kebahagiaannya. Ini menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk negeri tuli ini puas dan senang dengan kehidupannya. Penduduknya bebas memeluk agama manapun yang diinginkan, tanpa paksaan. Kebebasan berekspresi sangat dihargai disana.
Dua hal dasar itulah yang memicu semangat ke-pioneer-an orang Belanda sehingga bisa mengubah fantasi dan imajinasi menjadi kenyataan. Semoga Indonesia tercinta bisa belajar pada negeri Tulip tersebut.

Referensi:



Sekilas Tentang Reggae

Kenapa harus reggae?
Bob Marley
Jawabannya sederhana, semua jenis aliran musik memang punya sejarah nya masing-masing. tapi, menurutku genre musik reggae paling mantap history nya termasuk ciri khasnya warna 'merah kuning hijau' (googling sendiri dan baca sendiri sob).. selain ikon sekaligus penggagas reggae dunia, Bob Marley yang lahir di Sain Ainn, Jamaika, masih banya kmusisi-musisi reggae yg lain seperti Pablo Musa.
Pasti Anda sering dengar istilah "anak Rasta"? yah di Indonesia, yang pernah menyabet berbagai macam prestasi di luar negeri adalah Tony Q
Tony Q Rastafara
Rastafara kelahiran Semarang yang juga telah merilis berbagai macam album reggae yang sangat populer. kalau almarhum Mbah Surip, pasti kenal kan? beliau jg termasuk salah satu orangnya.
Mendengar lagu reggae memang membuat perasaan senang, serasa tidak ada masalah dalam hidup bahkan jika  perlu, anda yang car mencari masalah. hehehe.. yang tertarik mendengar lagu reggae, putar saja lagunya Bob Marley atau mau dengar reggae Indonesia, ini link download nya..
link download lagu reggae asli indonesia
selamat melayang-layang di udara.
salam 4:20.... [4:20?? apa lagi itu??, googling sob!!]

Carut Marut Sistem Perpolitikan Di Indonesia dan Kuasa Parpol


sistem politik obral
Neoliberalisme semakin merasuki hampir di setiap sendi kehidupan di negara (baca: Indonesia) kita tercinta ini. Paham tersebut dengan mudahnya masuk ke dalam sistem ekonomi, sosial, budaya, politik, sampai pada hal yang paling fundamental dalam kehidupan yakni pendidikan. Masuknya paham kapitalisme dalam kemasan barunya “neoliberalisme” ditandai dengan adanya kebijakan-kebijakan konstitusional pemerintah yang tidak pro-rakyat akan tetapi semata-mata untuk kepentingan para pengusaha atau pemilik modal. Ambil contoh, Peraturan Pemerintah No. 66 Tahun 2010 tentang pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan di mana pihak ketiga dalam hal ini pihak swasta atau pihak asing diperbolehkan melakukan investasi di bidang pendidikan. jika pihak ketiga telah menginvestasikan sejumlah tertentu modalnya, maka secara otomatis kendali pendidikan baik itu operasional, manajemen, kurikulum, dan lain-lain sepenuhnya berada ditangan sang pemilik modal. Masih banyak lagi kebijakan-kebijakan konstitusional lain yang dirumuskan pemerintah yang terindikasi merupakan hasil kerjasama atau perselingkuhan antara pemerintah dan pengusaha/pemodal (kleptokrasi). 
‘Demokrasi’ yang menjadi ikon setelah tumbangnya rezim orde baru sekaligus sebagai penanda bangkitnya orde reformasi memiliki catatan tersendiri. Orde reformasi dengan ciri demokrasi yang telah berjalan kurang lebih 13 tahun ternyata tidak membawa perubahan secara signifikan terhadap negeri ini. Pada satu sisi, demokrasi memberikan kebebasan menyatakan pendapat, akan tetapi di sisi lain justru demokrasi hanya menambah dan memperumit permasalahan-permasalahan di negeri ini. Demokrasi politik misalnya, yang ditandai dengan menjamurnya partai-partai politik (parpol) di Indonesia, baik parpol yang menyatakan dirinya berideologi agama tertentu maupun partai-partai lain yang mempunyai corak tertentu. Apa yang salah dengan banyaknya partai politik? Bukankah hal ini adalah bukti kesuksesan negara demokrasi?
Sebenarnya, parpol-lah yang memegang kendali perpolitikan di Indonesia, anggota-anggota parpol kemudian mengisi kursi-kursi jabatan di struktur pemerintahan karena sistem di negeri ini memang menghendaki hal tersebut. Pertarungan antara partai politik di pesta demokrasi (pemilu dan pilkada) terjadi setiap lima tahun. Parpol pemenang yang dominan akan mengisi kursi-kursi jabatan di pemerintahan dan orang-orang yang dipilih serta dianggap pro terhadap parpol pemenang. Oleh karena itu, sangat jelas arah kebijakan yang nantinya akan dilahirkan oleh pemerintah yang berkuasa, sehingga bisa disimpulkan bahwa sebenarnya negara ini dikendalikan oleh partai politik.
orang mmg tdk bisa terhidar dari politik
Jika kita melihat proses demokrasi politik yang terjadi, “harga” demokrasi sangat mahal terbukti dengan persaingan-persaingan antar parpol yang sangat ketat, mulai dari biaya kampanye dan biaya-biaya lain yang bisa mempermulus naiknya sang calon presiden atau calon bupati misalnya. Sehingga, orientasi pasca terbentuknya pemerintahan yang baru bukan lagi pada “bagaimana mensejahterahkan rakyat” akan tetapi “bagaimana mengembalikan semua biaya-biaya yang telah dikeluarkan” sebelum terbentuknya pemerintahan yang baru. Maka, lahirlah istilah korupsi, kolusi, nepotisme, dan sebagainya di kalangan pemeritahan dengan satu tujuan yang sama yakni mengembalikan modal dengan cara apapun. Dari sinilah gerbang masuknya neolib ke sistem politik.
Makanya tidak heran ketika kebijakan-kebijakan yang bersifat konstitusional sangat jarang yang pro terhadap kesejahteraan rakyat. Fakta hari ini mendukung hal tersebut, undang-undang atau peraturan-peraturan yang dibuat memang sengaja membuka ruang-ruang privatisasi ataupun swastanisasi, misalnya UU Penanaman Modal Asing (PMA) yang masih dipertahankan sampai hari ini padahal jelas sangat merugikan rakyat banyak, Swastanisasi pendidikan dan  privatisasi BUMN serta perusahaan-perusahaan lain. Dibalik semua aturan-aturan tersebut terdapat konspirasi antara kapitalis dan politikus. Kalau zaman orde baru, corak pemerintahan berdasarkan dwifungsi ABRI, maka rezim reformasi justru memperlihatkan corak dwifungsi pengusaha, sehingga antara kebijakan politik dan kebijakan ekonomi tidak dapat lagi dibedakan. Maka yang kita lihat hari ini adalah politikus sekaligus sebagai pemodal.
Belum lagi, ketika kita melihat Program Legislasi Nasional (Prolegnas) yang dilakukan oleh DPR kita yang terhormat dalam rangka perumusan kebijakan sungguh menelan biaya atau anggaran yang tidak sedikit dan tentunya anggaran tersebut diambil dari uang rakyat. Sangat ironis memang menyaksikan kejadian-kejadian tersebut. Fakta hari ini menunjukkan bahwa politik digunakan sebagai alat atau tools untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang tidak berpihak pada kesejahteraan dan keadilan, ditambah lagi ‘hukum’ hari ini justru menghamba pada politik, sehingga akan memperburuk kondisi negeri ini. Lantas, apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang ada atau minimal meminimalisir hal-hal tersebut?
rakyat melarat dan terinjak akibat sistem
Mari kita bercermin terhadap organisasi-organisasi perlawanan pra-kemerdekaan seperti Serekat Islam, Serekat Dagang Islam, Indische Partij, dan lain-lain, menyadari dirinya bahwa mereka adalah organisasi “perjuangan ideologis”, lain halnya dengan parpol di era reformasi ini bukan organisasi perjuangan ideologis melainkan semata-mata untuk mengejar keuntungan belaka. Padahal, parpol yang membentuk corak demokrasi seharusnya adalah organisasi perjuangan ideologis dan murni untuk mensejahterahkan rakyat banyak.
Tidak bisa dipungkiri bahwa sistem perpolitikan juga memberikan ‘kesempatan’ dan peluang kepada parpol untuk melakukan kejahatan-kejahatan, ditandai dengan status ganda yang dimiliki oleh pemimpin misalnya, sebagai anggota dewan atau presiden sekaligus sebagai anggota partai atau pemimpin partai. Jadi wajar saja kalau pemimpin hari ini justru sibuk memikirkan bagaimana menjaga citra dan keberlangsungan partainya dibanding memikirkan kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu, solusi konkrit menurut penulis adalah di buat garis demarkasi yang jelas antara kekuasaan (legislatif, eksekutif, yudikatif) dan partai politik dalam hal ini tidak boleh ada status ganda sebagai anggota parpol sekaligus sebagai pemimpin misalnya. Ketika anggota parpol terpilih sebagai penguasa (presiden, bupati, anggota DPR, atau apapun) maka secara otomatis keanggotaan di partai politik harus ditanggalkan. Dan aturan tersebut harus dituangkan dalam bentuk aturan dalam hal ini undang-undang

Gajah, Orang Buta, dan Kebenaran

Pernah dengar cerita tentang gajah dan beberapa orang buta?
ilustrasi gambar
Pernah suatu waktu, beberapa orang buta disuruh untuk mendeskripsikan bagaimana sebenarnya bentuk gajah (hewan gajah) dengan cara sang orang buta tersebut disuruh menggunakan indera perabanya untuk mengenal gajah. 
orang buta 1 meraba sisi gajah dan mengatakan bahwa gajah itu seperti dinding yang tinggi dan besar.
orang buta 2 meraba kaki gajah dan mengatakan bahwa gajah itu seperti pohon.
orang buta 3 meraba gading gajah dan mengatakan bahwa gajah itu seperti tombak runcing dan sangat tajam.
orang buta 4 meraba belalai gajah dan mengatakan bahwa gajah itu seperti ular.
orang buta 5 meraba ekor gajah dan mengatakan bahwa gajah itu seperti kumpulan rambut yang panjang.
orang buta 6 meraba punggung gajah dari atas dan mengatakan bahwa gajah itu seperti gubuk yang hanya layak untuk dihuni oleh satu orang saja. 

Jawaban keenam orang buta tersebut berbeda-beda padahal hanya satu objek yang di deskripsikan dan dari jawaban-jawaban tersebut sebenarnya tidak ada yang salah. kenapa bisa berbeda? karena sudut pandang dalam melihat gajah juga berbeda-beda.
Kalau kita kontekskan dengan realita hari ini, perpecahan, pembunuhan, konflik antar kelompok atas nama kebenaran sangat banyak terjadi hanya karena perbedaan pendapat atau sederhanya karena perbedaan sudut pandang dalam melihat sesuatu, akhirnya tafsiran kebenaran tidak komprehensif. yang bisa menjembatani antara sudut pandang dan perbedaan pendapat adalah kebijaksanaan dalam melihat persoalan.  

Jadi intinya, jangan langsung menyalahkan pernyataan, perbuatan atau apapun tingkah laku orang disekitarmu karena bisa jadi hanya anda dan dy berbeda sudut pandang dalam melihat sesuatu dan mari melihat realita dari berbagai sudut pandang agar teori/konsep yang dilahirkan bersifat komprehensif.

karena kebenaran universal berasal dari kebenaran-kebenaran kecil,
maka satukan lah mozaik-mozaik kebenaran yang tersebar dimana-mana untuk mencapai kebenaran universal  

Sampah dan Organisasi (Bag.1)

     Menurut kebanyakan orang, sampah sudah pasti sesuatu yang tidak ada gunanya sama sekali. setelah kualitas (isinya) diambil, sisanya langsung di buang, dibakar, dikubur, dan beberapa orang atau subjek tertentu yang mendaur ulang nya dalam bentuk yang lain. tapi yang nama nya sampah, diubah bagaimanapun bentuknya tetap dasarnya adalah sampah.
itu sedikit mengenai sampah sehari-hari yang sering kita temui. jika ada tulisan "dilarang buang sampah disini!", "buanglah sampah pada tempatnya", "membuang sampah sembarangan, dikenakan denda Rp xxx", dan masih banyak lagi tulisan-tulisan yang sering kita temui di tempat-tempat umum terkait sampah.
     mari kita melihat definisi sampah yang lain. prinsip 'sampah' adalah ketika tidak ada gunanya, itulah sampah. jadi, kalau kita melihat dalam kehidupan sehari-hari, sering kali kita temui banyak sampah (red- bukan sampah menurut kebanyakan orang). beberapa tahun lalu pernah populer istilah "sampah masyarakat". yang dimaksud sebenarnya adalah "orang atau manusia" makanya manusia pun kadang menjadi sampah. tergantung dari sudut pandang mana kita melihat dan dalam konteks apa.
     coba kita bawa ke konsep organisasi (organisasi apapun - kampus, LSM, dll). jika kita melihat dari sudut pandang pelaku organisasi, maka istilah "sampah organisasi' pun berlaku. gelar itu secara otomatis didapatkan oleh orang-orang yang tidak memberikan apa-apa bagi organisasi layaknya sampah. tinggal dibakar, di buang, dikubur, tanpa didaur ulang.
seringkali dalam konsep yang kita miliki kita tidak akan membeda-bedakan orang, akan tetapi sebenarnya ketika kita bergabung diorganisasi tertentu, hukum tersebut tidak berlaku.  
     kembali ke istilah "sampah". bercerita tentang sampah pasti kita akan bercerita tentang "manfaat" karena yang tidak ada manfaatnya untuk kita pastilah sampah. sebagian besar manusia di muka bumi bisa dipastikan menganut paham 'utility'. utility tidak bisa dipisahkan dengan 'interest' atau kepentingan. pada dasarnya manusia egois, karena egosinya semua yang dilakukan hanya yang sesua dengan kepentingannya atau sederhananya tang punya manfaat untuk dirinya. yang tidak ada manfaat untuk dirinya dibuang, dibakar, dikubur, dll layaknya sampah. namun, tidak bisa dipungkiri juga bahwa masih ada beberapa kelompok atau orang yang tidak seperti itu.
 -------
      


Sejarah yang Mungkin Tidak Diketahui atau Dilupakan

presiden ke-2 dan ke-3 Indonesia
     Indonesia bukanlah negara yang jumlah presidennya banyak. bandingkan dengan Amerika Serikat yang kurang lebih sudah memiliki 44 butir presiden. Indonesia masih dalam hitungan jari tangan sehingga mudah di ingat. Tapi coba tanyakan pada anak-anak muda, siapa saja nama Presiden Indonesia. Pasti yang disebut hanya Soekarno, Soeharto, Habibie, Gus Dur, Megawati, dan SBY. Ada dua nama yang terlewat, yaitu Syafruddin Prawiranegara dan Mr. Assaat.
       Faktanya, Sjafruddin Prawiranegara pernah ditugaskan sebagai presiden/ketua PDRI (Pemerintah Darurat Republik Indonesia) pada tahun 1948 untuk menjalankan roda pemerintahan dari Bukit Tinggi, sebab saat itu Soekarno dan Hatta ditangkap Belanda pada agresi militer II. Lain lagi dengan Mr. Assat, tokoh yang ikut ditangkap Belanda dan diasingkan ke Pulau Bangka bersama Soekarno dan Hatta ini sempat "Acting Presiden Republik Indonesia" atau pemangku sementara jabatan presiden sejak Desember 1949 hingga Agustus 1950.

presiden paling "korup" (red-Soeharto)      
       Sejak jaman baheula Indonesia terkenal sebagai negara yang tingkat korupsinya tinggi. Hingga tulisan ini dibuat, mantan Presiden Soeharto mencatat prestasi sebagai pemimpin negara paling korup sedunia. Tidak ada pemimpin negara lain yang menyaingi nilai korupsi Soeharto yang diperkirakan mencapai angka 15-35 milyar dollar AS. Prestasi ini dicapai Soeharto selama 32 tahun masa pemerintahannya. Padahal Soeharto pada awal menjabat sebagai Presiden dulu pernah mengkritik era Orde Lama Soekarno yang dinilai tidak mampu memberantas korupsi. “Senjata makan tuan”.
      Meskipun pada tahun 1998 era Orde Baru Soeharto ditumbangkan oleh people power, namun Soeharto selalu gagal diadili atas dugaan korupsi yang telah dilakukannya hingga ia meninggal 10 tahun kemudian. Uniknya, hingga kini masih ada wacana serius untuk menjadikan Soeharto sebagai Pahlawan Nasional. Sebagian kalangan menilai jasa-jasanya amat besar bagi Indonesia. Ada anekdot bahwa gelar itu sangat pantas, karena berkat jasa-jasa beliau lah kini korupsi begitu mengakar di setiap instansi pemerintah, dan barang siapa yang tidak korup bisa diolok-olok sebagai orang bodoh atau munafik. Buktinya? menurut survei sebuah perusahaan konsultan PERC, di tahun 2010 Indonesia menempati posisi juara 1 negara paling korup se-Asia Pasifik. 

dari 'soe'karno menjadi 'su'karno
      Jika Presiden Soekarno bisa memutar balik waktu, mungkin beliau akan mengubah tanda tangannya di naskah Proklamasi. Saat sudah menjabat sebagai Presiden, Soekarno mengubah penulisan namanya menjadi Sukarno. Ia sangat membenci ejaan “oe” yang dianggapnya warisan penjajah Belanda. Sayangnya, naskah Proklamasi tidak boleh dirubah sama sekali.
      Soekarno sendiri dilahirkan dengan nama Kusno Sosrodihardjo, sebelum dirubah ayahnya menjadi Soekarno karena sering sakit-sakitan saat kecil dulu. Terbukti saat menyandang nama Soekarno ia berjaya, persis seperti “Karna”, pahlawan dalam kisah Mahabrata yang mengilhami namanya. Namun ketika ia merubah lagi namanya menjadi Sukarno, nasibnya menjadi buruk.

republik 'indonesia' atau republik 'lang fang'?
       Siapa bilang Indonesia Republik pertama di negeri kita? dua abad yang lalu, tapatnya tahun 1777, pernah berdiri Republik bernama Lan Fang di Pontianak, Kalbar. Saat itu bangsa Eropa dan China (yang katanya) lebih maju sejarah peradabannya pun masih memakai sistem kerajaan/monarki. Bendera Reublik Ln Fang berbentuk empat persegi panjang berwarna kuning dengan lambang dan kalimat "Lan Fang Ta Tong Chi". Panji Kepresidenan berbentuk segitiga berwarna kuning dengan kata "Chuao" (jenderal). Pejabat tingginya berpakaian ala Tiongkok kuno, sedangkan yang berpangkat lebih rendah mengenakan pakaian ala Barat. Lo Fang Pak, seorang guru dari Kwangtung-China" merupakan pendiri sekaligus presiden pertama Republik Lang Fang yang berjasa menyatukan puluhan ribu orang Tionghoa yang saat itu berburu emas sampai ke Kalimantan Barat.
          Hebatnya, Republik Lan Fang kala itu sudah membangun jaringan transportasi, punya kitab undang-undang hukum, menyelenggarakan sistem perpajakan, mengembangkan sistem pendidikan, pertanian dan pertambangan, bahkan punya ketahanan ekonomi berdikari, lengkap dengan perbankannya !Tidak hanya itu, Republik Lan Fang sangat disegani kemampuannya mengusir buaya di muara Kapuas. Bahkan setelah sukses membantu Sultan Kun Tien dalam perang melawan Kesultanan Mempawah dan kelompok Dayak, seluruh orang Tionghoa memilih berlindung pada Republik Lan Fang, termasuk Sultan Kun Tien sendiri.
        Setelah 47 tahun berdiri dan tercatat punya 10 presiden yang dipilih lewat pemilu, akhirnya Republik Lan Fang takluk di tangan penjajah Belanda. Namun karena takut Dinasti Cina membantu Lan Fang (karena Lan Fang rajin memberi upeti ke Dinasti Cina), lantas Belanda baru berani mengumumkan penaklukan itu secara resmi 27 tahun kemudian saat Republik China Berdiri.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...